Sumber: Kompas
ANAK-ANAK yang sudah divonis menderita diabetes tidak akan mengalami gangguan pertumbuhan, asalkan mematuhi seluruh aturan bagi penderita diabetes. "Pertumbuhan mereka tidak akan terganggu, asalkan mereka patuh pada aturan yang ditetapkan dokter dengan memakai insulin dari luar," kata konsultan Persatuan Diabetisi Indonesia (Persadia) unit Jogja International Hospital (JIH) Prabata, di Yogyakarta, Minggu.
Diabetisi (penderita diabetes) anak lebih disebabkan karena faktor genetik, sehingga selama hidupnya akan sangat bergantung pada insulin. "Diabetes itu termasuk tipe satu, dan timbul karena sel beta pankreas sudah tidak mampu memproduksi insulin secara alami karena ada faktor keturunan," katanya.
Menurut Prabata, diabetisi tipe satu tidak tergantung pada ’sex linkage’, misalnya bapak yang menderita diabetes maka keturunannya yang perempuan juga akan menderita diabetes. "Pemikiran itu salah, tidak ada hubungannya dengan ’sex linkage’, keturunan laki-laki atau perempuan sama-sama memiliki peluang yang sama untuk menderita diabetes," katanya.
Kata dia, orang yang memiliki faktor bisa saja menderita penyakit itu sebelum berusia 40 tahun, jika mereka tidak menjaga pola hidupnya. Namun demikian, ia menyangkal bahwa penderita diabetes sama sekali tidak boleh mengkonsumsi gula dalam bentuk apapun.
"Mereka masih bisa memakan gula, tetapi dengan takaran yang disesuaikan dengan insulin yang dimasukkan. Karena bagaimanapun juga, tubuh juga membutuhkan gula," katanya. Selain diabetisi tipe satu, ada pula diabetisi tipe dua yang muncul karena seseorang menjalani gaya hidup yang tidak sehat. Menurut Prabata, anak-anak yang memiliki bakat menjadi gemuk atau sudah gemuk dari kecil juga harus diwaspadai, karena kemungkinan menderita gula ketika sudah berusia 40 tahun.
Begitu pula dengan perempuan yang melahirkan bayi dengan berat lebih dari empat kilogram, memiliki kerentanan mengalami diabetes pada usia sekitar 40 tahun. Untuk penanganan diabetisi tipe dua, dapat dilakukan dengan insulinisasi dini, dengan harapan memberi kesempatan istirahat kepada pankreas guna memulihkan sel-sel yang telah rusak, sehingga nantinya kembali dapat memproduksi insulin secara alami.
Selain menjaga asupan makanan dan menjalani pola hidup sehat, kaum diabetisi menurut dia tidak boleh stress dan harus menerima kondisi yang dihadapi. "Faktor dukungan dari keluarga serta lingkungan juga sangat penting bagi penderita diabetisi untuk bisa menjalani kehidupannya," katanya.
Diabetisi (penderita diabetes) anak lebih disebabkan karena faktor genetik, sehingga selama hidupnya akan sangat bergantung pada insulin. "Diabetes itu termasuk tipe satu, dan timbul karena sel beta pankreas sudah tidak mampu memproduksi insulin secara alami karena ada faktor keturunan," katanya.
Menurut Prabata, diabetisi tipe satu tidak tergantung pada ’sex linkage’, misalnya bapak yang menderita diabetes maka keturunannya yang perempuan juga akan menderita diabetes. "Pemikiran itu salah, tidak ada hubungannya dengan ’sex linkage’, keturunan laki-laki atau perempuan sama-sama memiliki peluang yang sama untuk menderita diabetes," katanya.
Kata dia, orang yang memiliki faktor bisa saja menderita penyakit itu sebelum berusia 40 tahun, jika mereka tidak menjaga pola hidupnya. Namun demikian, ia menyangkal bahwa penderita diabetes sama sekali tidak boleh mengkonsumsi gula dalam bentuk apapun.
"Mereka masih bisa memakan gula, tetapi dengan takaran yang disesuaikan dengan insulin yang dimasukkan. Karena bagaimanapun juga, tubuh juga membutuhkan gula," katanya. Selain diabetisi tipe satu, ada pula diabetisi tipe dua yang muncul karena seseorang menjalani gaya hidup yang tidak sehat. Menurut Prabata, anak-anak yang memiliki bakat menjadi gemuk atau sudah gemuk dari kecil juga harus diwaspadai, karena kemungkinan menderita gula ketika sudah berusia 40 tahun.
Begitu pula dengan perempuan yang melahirkan bayi dengan berat lebih dari empat kilogram, memiliki kerentanan mengalami diabetes pada usia sekitar 40 tahun. Untuk penanganan diabetisi tipe dua, dapat dilakukan dengan insulinisasi dini, dengan harapan memberi kesempatan istirahat kepada pankreas guna memulihkan sel-sel yang telah rusak, sehingga nantinya kembali dapat memproduksi insulin secara alami.
Selain menjaga asupan makanan dan menjalani pola hidup sehat, kaum diabetisi menurut dia tidak boleh stress dan harus menerima kondisi yang dihadapi. "Faktor dukungan dari keluarga serta lingkungan juga sangat penting bagi penderita diabetisi untuk bisa menjalani kehidupannya," katanya.
Comments
Post a Comment