Hari ini Sabtu 02 Oktober 2010, aku dan istriku pergi ke tempat Mbah Jawari. Tujuan kami pergi ke rumah beliau adalah untuk minta bantuan menyapih Laila. Laila sengaja kami sapih karena dia sudah berumur 2 tahun lebih 2 bulan. Kami rasa sudah cukup umur buat menyapihnya. Langsung aja mbah Jawari bertanya "Makanan apa yang disukai Laila?". "Atau minuman apa yang biasanya diberikan selain ASI?" Lanjut beliau. Sebelum sempat aku menjawab pertanyaan beliau. "Kalau biasanya dia sudah terbiasa minum air putih" Jawabku. Buru-buru istriku membelikan air minum gelas yang dijual di toko. Tanpa basa-basi langsung saja air diberi mantra "Sim salabim, abra kadabra". Langsung saja air diminta oleh Laila dan diminum. "Semoga berhasil tanpa harus membuat hatikut sakit" pikirku dalam hati. Yang aku maksud sakit hatiku adalah dia merengek-rengek minta minum ASI.
Waktu berjalan dengan cepat, karena setelah itu aku berangkat ke sekolah tuk mengajar. Sepulang dari sekolah nampak dia sedang bermain-main di depan rumah dengan ibunya. Terlihat bahagia, tidak seperti anak yang sedang disapih. "Aku ga kuat mas..." kata istriku setelah aku ucap salam. "Ada apa, rewel tho laila?" tanyaku. "Hooh mas..." jawab istriku. Karena takut terjadi apa-apa dan karena sudah kangen dengan anakku yang pertama, aku ajak Laila dan istriku ke rumah neneknya. Aku sengaja mengajak mereka berdua ke sana, karena bila nanti di rumah cuma dengan aku, istriku pasti akan kewalahan menghadapi anakku yang sedang disapih.
Apa yang aku khawatirkan akhirnya terjadi. Semalam suntuk istriku dan ibunya tidak tidur, gara-gara Laila terus rewel merengek-rengek minta ASI. Aku berusaha terus menutup mata dan telingaku agar tidak mendengar dan melihat anakku yang merengek-rengek minta ASI. Sakit hatiku melihatnya. Sakit hatiku mendengar tangisannya. Akhirny pukul 04.35 aku bangun tuk sholat subuh. Setelah sholat subuh segera aku pulang ke rumah. Berharap tidak melihat dan mendengar tangisan anakku. Semoga proses menyapih kali ini berhasil. Karena ini adalah yang kedua kalinya. Semoga. Amin.
Waktu berjalan dengan cepat, karena setelah itu aku berangkat ke sekolah tuk mengajar. Sepulang dari sekolah nampak dia sedang bermain-main di depan rumah dengan ibunya. Terlihat bahagia, tidak seperti anak yang sedang disapih. "Aku ga kuat mas..." kata istriku setelah aku ucap salam. "Ada apa, rewel tho laila?" tanyaku. "Hooh mas..." jawab istriku. Karena takut terjadi apa-apa dan karena sudah kangen dengan anakku yang pertama, aku ajak Laila dan istriku ke rumah neneknya. Aku sengaja mengajak mereka berdua ke sana, karena bila nanti di rumah cuma dengan aku, istriku pasti akan kewalahan menghadapi anakku yang sedang disapih.
Apa yang aku khawatirkan akhirnya terjadi. Semalam suntuk istriku dan ibunya tidak tidur, gara-gara Laila terus rewel merengek-rengek minta ASI. Aku berusaha terus menutup mata dan telingaku agar tidak mendengar dan melihat anakku yang merengek-rengek minta ASI. Sakit hatiku melihatnya. Sakit hatiku mendengar tangisannya. Akhirny pukul 04.35 aku bangun tuk sholat subuh. Setelah sholat subuh segera aku pulang ke rumah. Berharap tidak melihat dan mendengar tangisan anakku. Semoga proses menyapih kali ini berhasil. Karena ini adalah yang kedua kalinya. Semoga. Amin.
Comments
Post a Comment