Sumber: 4moslem
Cerita sebelumnya...
Terdengar "cruuuaaat" dan kelihatan air berwarna putih keabu-abuan keluar dari perut istriku. "Apakah ini yang dimaksud dengan pecah ketuban?" "apakah ini yang dimaksud dengan air ketuban?". "Kalau ini benar air ketuban dan sudah pecah ketuban, berarti istriku sudah benar-benar mau melahirkan". "Dan sudah tidak lama lagi anakku akan lahir". Aku bertambah bingung. Aku berlari keluar masuk kamar tidur.
Sampai akhirnya pukul 05.30 pagi anakku sudah lahir. Alhamdulillah anakku lahir dalam keadaan ......
Alhamdulillah anakku lahir dalam keadaan sehat. Dan kondisi istriku juga sehat. Meski masih dalam keadaan yang lemas, tapi terlihat senyumnya yang manis. Setelah berjuang untuk proses persalinan anaknya.
Anakku lahir tepat pukul 05.30 WIB. Di rumah tanpa bantuan bidan atau dokter. Anakku perempuan. Wajahnya cantik, seperti ibunya.
Kini sudah lengkap. Anak pertamaku laki-laki. Dan sekarang perempuan. Dua anak cukup deh.
Kebingungan
Setelah proses persalinan, kemudian aku dibingungkan dengan posisi bayi yang masih tersambung dengan tali pusar. Kenapa aku bingung? Ya, iyalah. Aku kan baru pertama melihat orang melahirkan. Trus aku bingung harus bagaimana. Istriku berteriak "mas anakku jangan dibiarkan saja". Lantas karena bingung aku langsung mengangkat bayiku yang masih tersambung tali pusatnya. "Aduh mas, sakit...." teriak istriku karena tali pusat yang masih tersambung terrsebut. Kemudian aku letakkan lagi bayi itu. "Mas, anakku jangan dibiarkan mas, cari bantuan bidan mas". Aku bertambah bingung. "Anakku kedinginan mas...." rengek istriku. Aku berlari keluar masuk kamar. Bingung harus berbuat apa. Mau aku angkat, tali pusatnya masih tersambung. Aku biarkan, anakku kedinginan. Aku mau cari bantuan, istriku sendirian di rumah. Aku harus bagaimana.
Kemudian aku segera berlari ke rumah tetangga. Untuk cari bantuan. "Mbak nur, tolong panggilkan bidan mbak". "Anik sudah melahirkan" pintaku kepada tetanggaku yang rumahnya dekat. "Ya Allah, gimana tho kamu itu, wong mau melahirkan kok gak dibawa ke rumah bidan" teriaknya kepadaku. Aku tak menghiraukannya, langsung saja aku berlari kembali ke rumah. Sampai di rumah, aku langsung membacakan adzan untuk anakku di telinga kanannya dan membacakan iqomah di telinga kirinya.
Setelah membacakan adzan dan iqomah kemudian istriku berkata lagi "panggil bapak mas" (bapakku sendiri, karena istriku tahu kalau bapakku terbiasa menangani persalinan anak-anaknya). Tanpa pikir panjang lagi aku langsung mengambil motor dan segera ke rumah bapakku. Belum sampai aku menstater motor, bapak dan ibuku sudah terlihat di depan rumah. Langsung kujemput dia dengan salaman dan "Sudah lahir pak, anakku perempuan". "Alhamdulillah" ucap bapakku. "Aku mau sholat dulu pak, aku tadi belum sholat subuh" pintaku kepada bapak. "Ya udah, kamu sholat dulu" jawab bapakku.
Akhirnya dengan perasaan yang sedikit lega, dan plong aku segera menuju kamar mandi untuk mandi dan segera sholat subuh. Setelah selesai sholat subuh, tidak lupa aku berdo'a kepada Allah. Karena hanya dengan bantuannya, istriku bisa melahirkan dengan selamat. Dan anakku juga lahir dan keadaan sehat wal afiat. Kemudian aku sujud syukur kepada Allah. Sebagai ungkapan terima kasih kepadanya.
Terima kasih Allah. Alhamdulillahirobbil'alamin. Atas semua nikmat yang telah engkau berikan kepada keluarga kami.
Semoga bagi ibu-ibu yang masih hamil. Diberi kelancaran dalam proses persalinan. Dan anaknya lahir dalam keadaan sehat. Kelak menjadi anak yang sholeh dan sholihah. Amin.
Cerita sebelumnya...
Terdengar "cruuuaaat" dan kelihatan air berwarna putih keabu-abuan keluar dari perut istriku. "Apakah ini yang dimaksud dengan pecah ketuban?" "apakah ini yang dimaksud dengan air ketuban?". "Kalau ini benar air ketuban dan sudah pecah ketuban, berarti istriku sudah benar-benar mau melahirkan". "Dan sudah tidak lama lagi anakku akan lahir". Aku bertambah bingung. Aku berlari keluar masuk kamar tidur.
Sampai akhirnya pukul 05.30 pagi anakku sudah lahir. Alhamdulillah anakku lahir dalam keadaan ......
Alhamdulillah anakku lahir dalam keadaan sehat. Dan kondisi istriku juga sehat. Meski masih dalam keadaan yang lemas, tapi terlihat senyumnya yang manis. Setelah berjuang untuk proses persalinan anaknya.
Anakku lahir tepat pukul 05.30 WIB. Di rumah tanpa bantuan bidan atau dokter. Anakku perempuan. Wajahnya cantik, seperti ibunya.
Kini sudah lengkap. Anak pertamaku laki-laki. Dan sekarang perempuan. Dua anak cukup deh.
Kebingungan
Setelah proses persalinan, kemudian aku dibingungkan dengan posisi bayi yang masih tersambung dengan tali pusar. Kenapa aku bingung? Ya, iyalah. Aku kan baru pertama melihat orang melahirkan. Trus aku bingung harus bagaimana. Istriku berteriak "mas anakku jangan dibiarkan saja". Lantas karena bingung aku langsung mengangkat bayiku yang masih tersambung tali pusatnya. "Aduh mas, sakit...." teriak istriku karena tali pusat yang masih tersambung terrsebut. Kemudian aku letakkan lagi bayi itu. "Mas, anakku jangan dibiarkan mas, cari bantuan bidan mas". Aku bertambah bingung. "Anakku kedinginan mas...." rengek istriku. Aku berlari keluar masuk kamar. Bingung harus berbuat apa. Mau aku angkat, tali pusatnya masih tersambung. Aku biarkan, anakku kedinginan. Aku mau cari bantuan, istriku sendirian di rumah. Aku harus bagaimana.
Kemudian aku segera berlari ke rumah tetangga. Untuk cari bantuan. "Mbak nur, tolong panggilkan bidan mbak". "Anik sudah melahirkan" pintaku kepada tetanggaku yang rumahnya dekat. "Ya Allah, gimana tho kamu itu, wong mau melahirkan kok gak dibawa ke rumah bidan" teriaknya kepadaku. Aku tak menghiraukannya, langsung saja aku berlari kembali ke rumah. Sampai di rumah, aku langsung membacakan adzan untuk anakku di telinga kanannya dan membacakan iqomah di telinga kirinya.
Setelah membacakan adzan dan iqomah kemudian istriku berkata lagi "panggil bapak mas" (bapakku sendiri, karena istriku tahu kalau bapakku terbiasa menangani persalinan anak-anaknya). Tanpa pikir panjang lagi aku langsung mengambil motor dan segera ke rumah bapakku. Belum sampai aku menstater motor, bapak dan ibuku sudah terlihat di depan rumah. Langsung kujemput dia dengan salaman dan "Sudah lahir pak, anakku perempuan". "Alhamdulillah" ucap bapakku. "Aku mau sholat dulu pak, aku tadi belum sholat subuh" pintaku kepada bapak. "Ya udah, kamu sholat dulu" jawab bapakku.
Akhirnya dengan perasaan yang sedikit lega, dan plong aku segera menuju kamar mandi untuk mandi dan segera sholat subuh. Setelah selesai sholat subuh, tidak lupa aku berdo'a kepada Allah. Karena hanya dengan bantuannya, istriku bisa melahirkan dengan selamat. Dan anakku juga lahir dan keadaan sehat wal afiat. Kemudian aku sujud syukur kepada Allah. Sebagai ungkapan terima kasih kepadanya.
Terima kasih Allah. Alhamdulillahirobbil'alamin. Atas semua nikmat yang telah engkau berikan kepada keluarga kami.
Semoga bagi ibu-ibu yang masih hamil. Diberi kelancaran dalam proses persalinan. Dan anaknya lahir dalam keadaan sehat. Kelak menjadi anak yang sholeh dan sholihah. Amin.
selamat ya..semoga menjadi anak yang solehah malaikat kecilnya... senantiasa membahagiakan ortunya...
ReplyDeletesuami keren bisa ngatasi persalinan istrinya sendiri hehe....
ReplyDeleteselamat ya mas....