Kehidupannya begitu berwarna. Dimulai sejak dia masih sekolah dasar. Dia selalu menjadi yang terbaik di kelasnya. Rangking satu tentunya. Tetapi dia juga pernah merasakan rangking 6. Sama seperti aku. Bedanya aku belum pernah merasakan rangking pertama saja. Dilanjutkan saat dia mulai masuk kelas 7. Dia di sekolahkan di MTs NU Kota Blitar. Dampaknya Bapakku harus meninggalkan madrasah yang dia cintai. Ini harus diterima, karena di yayasan tempat kami mengajar memang ada aturan. Jika menjadi bagian dari yayasan (guru, pegawai, pengurus, atau tenaga kependidikan), maka harus menyekolahkan anaknya di sekolahan yang ada di bawah naungan yayasan. Itu harus diterima karena itu adalah bagian dari Takdir Alloh.
Kemudian cerita terus berlanjut, MTs, MA. Nha pas MA dia pernah mengalami patah tulang lengan. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh. Setelah lulus dialnjutkan kuliah di STKIP PGRI Kota Blitar. Dia mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Sambil kuliah dia nyambi kerja di beberap tempat. Yang paling unik saat kuliah ini. Dia pernah melewati masa yang sangat kelam. Orang hebat biasa mengenalnya The Dark Age. Ada yang mengatakan masa-masa yang rusak. Sebenarnya, bisa jadi Alloh menempatkan dia pada masa itu (The Dark Age), agar dia bisa melihat cahaya dari dalam kegelapan. Syukur alhamdulillah petunjuk Alloh menuntunnya menuju cahaya.
Mulai dari ngikut orang (Bu Lafi) sampai dia lulus kuliah. Dilanjutkan mengabdi di sana menjadi tenaga administrasi dan mengajar. Setelah dilalui dengan berbagai cerita, akhirnya dia memutuskan untuk pulang. Sebagai alasan adalah ingin selalu dekat dengan Bapak. Karena bapak di rumah sendirian. Di rumah dia berusaha mencari kesibukan dengan belajar dodolan jajanan. Alhamdulillah mulai berjalan. Belum sampai berhasil, dia direkrut menjadi tenaga administrasi di Partai. PPP Kabupaten Blitar adalah partai yang meminangnya. Tentunya tak lain atas campur tangan bapak lagi. Sudah melancong ke sana kemari. Dan yang terakhir adalah melancong ke Surabaya selama beberapa hari. Memang enak sih (gajinya besar) dibanding dengan dodolan jajan. Baru saja dijalani, dia sudah mulai berfikir lagi. Katanya enakan di rumah, jualan jajan tanggung jawabnya cuma kecil. Aku tak tahu, bapak tak tahu, adikku juga tak tahu. Nantinya akan jadi apa. Karena yang Maha Tahu adalah Alloh SWT. Semoga takdir Alloh adalah yang terbaik buat adikku. Aamiin.
Comments
Post a Comment