Pilihan Kepala Sekolah

Hari ini Sabtu tanggal 03 Juli 2010 aku mengikuti perhelatan akbar. Perhelatan yang diadakan setiap 5 tahun sekali. Sekolahan di mana aku mengajar di sana mengadakan pemilihan kepala sekolah yang baru. Untuk masa jabatan 2010 - 2015. Prosedur pemilihan adalah semua guru, pegawai dan pengurus bisa dicalonkan untuk menjadi kepala sekolah. Tidak terkecuali aku juga bisa dipilih. Hampir 2 minggu aku mempersiapkan perhelatan ini. Mulai dari mencari dukungan sampai dengan usaha lahir dan bathin. Pada awalnya aku buta peta kakuatan calon kepala sekolah. Lama-lama aku sedikit bisa melihat cahaya. Sebelum berangkat untuk mengikuti acara ini keyakinanku 100% berhasil terpilih menjadi kepala sekolah. Tapi
tadi pagi sebelum acara dimulai ketika aku sudah sampai di tempat pemilihan dan aku ketemu dengan pak KH. Romli Ali beliau berkata "Ali untuk sekarang kamu belum waktunya menjadi kepala sekolah, karena menjadi kepala sekolah salah satunya adalah harus loyal kepada pengurus. Nha, padahal beberapa waktu yang lalu kamu sempat ada permasalahan dengan beberapa pengurus. Untuk itu kemungkinan kamu terpilih menjadi kepala sekolah periode ini kamu kayaknya kok belum. Kalau kamu punya keinginan untuk menjadi kepala sekolah, kamu harus loyal dulu kepada pengurus. Mungkin kamu bisa menjadi calon yang layak diperhitungkan." Mendengar ucapan beliau saya membenarkannya. Dan dengan ucapan beliau keyakinanku berubah dan bekurang tidak 100% persen terpilih. Tapi tak apalah mungkin aku harus lebih banyak belajar. Akhirnya proses pemilihan selesai. Pak Ihsanudin kembali terpilih menjadi kepala sekolah dengan perolehan suara 15 suara, Misbahudin 7 suara dan Ali Mahrus 6 suara. Meski agak kecewa, tapi aku harus berbesar hati menerima kekalahan ini. Seorang pemenang sejati adalah orang yang bisa menerima kekalahan. Seorang pengecut adalah orang yang tidak bisa menerima kekalahan. Semoga ini menjadi pelajaran yang berharga buat aku. Terus semangat dan tak lupa MENGAJAR ADALAH BERJUANG. Berjuang harus IHLAS. Ihlas tidak memperdulikan harta dan omongan. Lillahi ta'ala. Semoga. Amin.

Comments