Yuk, Ajak Main Si Kecil!

Sumber: Kompas
MEMBERI stimulasi yang sehat kepada anak dalam bentuk aktivitas bermain ternyata dapat dilakukan, bahkan sejak mereka dalam kandungan. Stimulasi yang tepat pada tahap awal pertumbuhan, khususnya usia 0 hingga 3 tahun, sangat penting artinya dalam membentuk kecerdasan anak.

Psikolog dan playtherapist dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Dra Mayke S Tedjasaputra Psi menyatakan, pada masa tiga tahun pertama, kegiatan bermain atau stimulasi pada anak sebaiknya lebih banyak menekankan pada sistem panca indera seperti pendengaran, penciuman, penglihatan.

"Karena pada tahap ini anak atau bayi mulai belajar dengan caranya sendiri seperti belajar duduk, merangkak, hingga berjalan. Jadi yang perlu ditekankan di sini adalah senses-nya, bukan aspek kognitifnya," ujar Mayke.

Ia menambahkan, pada tahap ini orangtua harus lebih aktif dan berfungsi sebagai alat permainan yang utama. Peran orangtua sangat berperan di sini sehingga sebenarnya aktivitas bermain tak perlu menggunakan alat yang mahal.

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah harus adanya reciprocity atau hubungan timbal balik saat memberi stimulasi dan orangtua juga jangan banyak memberi interupsi yang menggangu aktivitas anak. "Misalnya ketika anak merobek-robek kertas atau majalah. Jangan dilarang selama kertas itu memang majalah bekas yang tidak dibutuhkan lagi. Biarkan ia mendapatkan pengalaman baru," ungkapnya.

Mayke juga memberikan panduan cara memberikan stimulasi berdasarkan tahap perkembangannya. Berikut aktivitas stimulasi berdasarkan tahap perkembangan anak:

- Tahap Pranatal (Janin dalam kandungan)
Yang penting di sini ibu harus siap secara mental dan fisik. Ia bersikap dewasa, memelihara kehamilan secara baik (fisik dan emosi). Pilihlah aktivitas stimulasi yang disukai, misalnya mendengarkan musik yang disukai ibu dan membuat janin tenang. "Jangan si ibu terpaksa mendengarkan musik yang tak ia senangi karena ini bisa memberi tekanan kepada ibu," ujar Mayke.

-Usia 0-2 bulan
Pada tahap ini bayi belum bermain. Mereka lebih banyak dikuasai oleh reflek-reflek. Akan tetapi, rangsangan sudah bisa diberikan melalui suara ibu (komunikasi), elusan, minum susu, dekapan, dan melihat wajah ibu atau membaui aroma tubuh si ibu. Ini sangat penting untuk merangsang kemampuan lima indera.

- Usia 3 bulan
Pada tahap ini kemampuan bayi menerima rangsangan masih terbatas. Namun begitu, stimulasi mulai dapat dikombinasikan dengan alat permainan yang menghasilkan suara lembut, gambar bentuk-bentuk sirkular.

Permainan dengan orangtua yang dapat dilakukan misalnya mengajak berbicara. Kegiatan ini, kata Mayke, akan menjadi kegiatan interaksi timbal balik pertama bayi karena lewat komunikasi ini bayi mulai menanggapi reaksi lingkungan sekitarnya dan mengetahui hubungan sebab akibat. Mayke mengingatkan para orangtua untuk jangan sekali-kali memberi stimulasi dengan cara flashcard karena ini termasuk bentuk overstimulation.

- Usia 4-7 bulan
Pada usia ini, anak biasanya sudah memiliki kemampuan untuk meraih atau memegang dengan dua tangan dan menggenggam benda. Ajak bayi bermain menggunakan kemampuannya itu dengan lebih menekankan sentuhan ibu atau ayah yang intinya dapat merangsang kemampuan lima indera. Perkembangan fisik juga memungkinkan anak melakukan kegiatan bermain yang lebih bervariasi, seperti menggunakan mainan sampai alat dapur.

- Usia 8-12 bulan
Ciri anak pada usia ini biasanya sudah bisa berpindah tempat dan belajar bicara. Permainan yang baik dilakukan pada tahap ini misalnya ciluk ba, sembunyikan benda, nesting toys, melihat buku bergambar, bercerita, block play, di kolam air atau body play.

- Usia 13-32 bulan
Anak pada usia ini sudah bisa berbicara dan bergerak. Bentuk aktivitas bermain lebih beragam lagi, seperti nursery rhyming, gerak dan lagu, puzzle sederhana, dengar cerita, bermain pura-pura, dan bermain fisik di luar ruangan.

Comments